Football5star.com, Indonesia – Andri Syahputra yang memperkuat Al Gharafa harus mengakui keunggulan tim Qatat SC yang diperkuat pemain berdarah Aceh, Khuwailid Mustafa. Qatar SC yang juga diperkuat eks Bayern Munich, Javi Martinez meraih kemenangan 4-0.
Bermain melawan tim Al Gharafa dalam lanjutan babak ke-7 Piala Qatar, Jumat (26/11/2021) waktu setempat, Javi Martinez bersama pemain berdarah Indonesia, Khuwailid Mustafa terlalu tangguh untuk Andri Syahputra dkk.
Khuwailid bahkan dalam laga ini mencetak gol perdananya untuk Qatar SC. Pelatih Qatar SC, Youssef Al-Safri menurunkan Khuwailid Mustafa sejak menit awal pertandingan.

Keputusan pelatih Youssef Al-Safri tak keliru, pemain berusia 21 tahun itu yang di-plot bersama eks Bayern Munich, Javi Martínez membuka keunggulan pada menit ke-8.
Gol perdana Khuwailid pun menambah motivasi Javi Martinez dkk. Pada menit ke-23, Qatar SC menambah keunggulan lewat gol Omar Al-Emadi setelah mendapat umpan dari Sebastian Soria.
Di babak kedua, Qatar SC semakin tak terbendung. Anak asuh Ze Ricardo itu menambah keunggulan menjadi 3-0 lewat gol pemain Aljazair, Youssef Belaili pada menit ke-54 dan empat menit kemudian, pemain Aljazair lainnya, Al-Din Bin Al-Omari mencetak gol keempat Qatar SC.

Andri sendiri tidak bermain 90 menit. Pada awal babak kedua, ia ditarik keluar oleh pelatih Andrea Stramaccioni dan digantikan oleh Sofiane Hanni.
Kekalahan ini membuat Andri Syhaputra dkk berada di posisi paling buncit grup B Ooredoo Cup 2021-22 dengan 5 poin, selisih 4 poin dari Al Arabi di puncak klasemen.
Andri Syahputra dan Khuwailid Mustafa di Liga Qatar
Pemain berdarah Indonesia di Liga Qatar tidak hanya Andri Syahputra. Ada juga pemain berdarah Indonesia lainnya bernama Khuwailid Mustafa.
Mustafa menceritakan bahwa pada awalnya perjalanan karier sang anak di level junior berjalan cukup lancar. Namun kemudian ada tantangan bagi Khawailid saat ia naik level dari tim U-19 ke tim U-23.
“Ada sedikit tantangan bagi Khuwailid karena postur tubuhnya relatif kecil dibandingkan dengan senior-seniornya yang sudah duluan di U-23. Saat itu umur Khuwailid juga baru beranjak ke 20 tahun” cerita Mustafa keapda Football5star.com beberapa waktu lalu.

Selain itu kata Mustafa, perubahan nama tim pun memiliki dampak bagi perjalanan karier anaknya. “tantangan lainnya karena Al Duhail gabungan dari 2 klub besar sehingga persaingan antar pemain agak lumayan ketat.” tambahnya.
Namun Khuwailid tetap bekerja keras untuk bisa bisa memperbaiki kekurangan dan skillnya di lapangan hijau. Berkat usaha dan kerja kerasnya, ia pun kemudian mulai dilirik oleh tim pelatih U-23. Malah saat ini, Khuwailid yang awalnya berposisi sebagai bek dipindahkan menjadi seorang gelandang.
“Ya awalnya memang Khuwailid bermain di posisi bek dan Khuwailid sekarang bermain di posisi gelandang bertahan, Ya itu juga merupakan tetangan bagi Khuwailid,” ucap Mustafa.
“Saya kira umumnya pemain memang sudah siap bermain di posisi mana saja. Sepertinya Khuwailid diintruksikan untuk tidak ikut menyerang dan tetap ikut membatu pertahanan.”