Football5star.com, Indonesia – Cristiano Ronaldo dalam waktu dekat akan segera tertebas dari kasus hukum dugaan penyerang seksual terhadap seorang wanita bernama Kathryn Mayorga pada 2009.
Dikutip Football5star.com dari Mail Online, Jumat (8/10/2021), kasus ini direkomendasikan oleh seorang hakim di Las Vegas, Amerika Serikat untuk dihentikan. Keputusan ini pun disambut baik oleh pihak pengacara Cristiano Ronaldo, Peter S. Christiansen.
“Kami senang dengan peninjuan rincian yang dilakukan pihak pengadilan tentang masalah ini dan kesediaan mereka untuk menerapkan aturan hukum secara adil pada fakta dan merekomendasikan untuk menghentikan kasus perdata ini,” ucap Peter.
Pihak Ronaldo sendiri menegaskan bahwa hubungan seksual yang terjadi dengan Mayorga didasari kesepakatan bersama dan tanpa adanya pemaksaan. Pihak pengadilan Nevada sendiri juga telah merekomendasikan agar mosi terhadap pemain Portugal itu segera dihentikan.
Sementara itu tim kuasa hukum Mayorga memiliki waktu 14 haru untuk menolak rekomendasi dari pengadilan tersebut. Dalam rekomendasi yang dikeluarkan pihak pengadilan, hakim Daniel Albrgts pada Rabu (6/10) waktu setempat menilai dokumen yang diberikan pihak pengacara Mayorga merupakan dokumen curian dan tidak sah.
“Menolak kasus Mayorga karena tindakan pengacaranya yang tidak pantas,” tulis hakim Daniel Albregts dalam rekomendasinya kepada Hakin Distrik AS, Jennifer Dorsey.
Cristiano Ronaldo dan Tuduhan Penyerangan Seksual
Cristiano Ronaldo pada 2009 sempat tersandung kasus dugaan pemerkosaan terhadap seorang guru bernama Kathryn Mayorga.
Kasus ini memang telah lama berlalu, tapi bagi korban tentu saja hal ini tak bisa dilupakan begitu saja. Di momen debut kedua Ronaldo bersama Manchester United saat melawan Newcastle United, spanduk dukungan untuk Mayorga terbang di langit Old Trafford.
Kelompok Feminis Grup Level Up mengaku bertanggung jawab untuk spanduk dukungan kepada Mayorga yang diterbangkan sebuah pesawat di langit Old Trafford.
Lewat akun Twitternya, kelompok feminis ini meminta semua pihak untuk tidak berpaling kepada kasus pelecehan seksual yang terjadi, utamanya di lingkungan sepak bola.
“Katakan tidak pada budaya keheningan tentang kasus pelecehan seksual dari komunitas sepak bola,” tulis kelompok feminis tersebut.
