Football5Star.com, Indonesia – Empat bulan. Ya, cuma empat bulan. Itulah kontrak pertama yang diberikan PSSI kepada Frank Wormuth yang didapuk sebagai konsultan tim U-17 Indonesia, Minggu (23/7/2023).
Tugas Wormuth tidaklah ringan. Dia dituntut membangun tim yang kuat sehingga bisa bersaing di Piala Dunia U-17 2023. Dia harus melakukan analisis SWOT, menyiapkan modul kepelatihan hingga eksekusi dan evaluasinya.
Mengingat waktunya hanya 4 bulan, itu tugas yang sangat besar. Wormuth harus menunjukkan sentuhan midasnya. Tanpa itu, sulit rasanya mewujudkan keinginan PSSI melihat Indonesia berjaya di Piala Dunia U-17.
Masalahnya, adakah dia memiliki sentuhan tersebut? Bukan apa-apa, catatan terakhirnya sebagai pelatih justru mengenaskan. Musim lalu, dia tercelat dari kursi pelatih FC Groningen saat baru bertugas kurang dari 4 bulan.
![[KOLOM] Frank Wormuth Bisa Apa dalam 4 Bulan? 2 Frank Wormuth sudah terbiasa berkutat dengan pembuatan metodologi dan modul.](https://files.football5star.com/wp-content/uploads/2023/07/Frank-Wormuth-sudah-terbiasa-berkutat-dengan-pembuatan-metodologi-dan-modul-Getty-Images.jpg)
Memang benar, Wormuth bukan sosok sembarangan. Pria berumur 62 tahun itu sempat 10 tahun menjadi kepala instruktur pelatih di Hennes-Weisweiler-Akademie milik DFB. Itu adalah kawah candradimuka para pelatih untuk mendapatkan lisensi UEFA Pro.
Julian Nagelsmann, Domenico Tedesco, Steffen Baumgart, Marco Rose, Sven Mislintat, dan Roger Schmidt adalah beberapa pelatih yang pernah dididik Wormuth di sana hingga mendapatkan lisensi UEFA Pro.
Masalahnya kemudian, cukupkah waktu 4 bulan untuk membentuk tim U-17 Indonesia yang mampu bersaing di Piala Dunia U-17 2023? Bila menilik pada kiprahnya di Groningen, jelas tidak cukup.
Akomodasi Penuh Frank Wormuth
Sudah barang tentu, Frank Wormuth belum tentu akan mengalami kegagalan seperti di Groningen. Patut diingat, Dia sebelumnya bertahan selama 4 musim di Heracles Almelo. Dia juga 6 tahun menangani tim U-20 Jerman.
Hal terpenting yang harus dilakukan PSSI adalah mengakomodasi semua keinginan Wormuth. Berdasarkan pernyataan-pernyataan seputar kegagalan di Groningen, ada beberapa hal yang perlu dicermati.
Pertama, Wormuth membutuhkan kepercayaan penuh dan mutlak. Di Groningen, kepercayaan dan keyakinan terhadap proyeknya hanya ada pada 2 pekan awal. Selanjutnya, yang ada hanyalah keraguan yang kian membesar.
![[KOLOM] Frank Wormuth Bisa Apa dalam 4 Bulan? 3 Frank Wormuth berselisih dengan Mark-Jan Fledderus di FC Groningen.](https://files.football5star.com/wp-content/uploads/2023/07/Frank-Wormuth-berselisih-dengan-Mark-Jan-Fledderus-di-FC-Groningen-dvhn.nl_.jpg)
“Dari awal, saya paparkan masalah yang ada. Mereka mendengarkan selama 1-2 pekan, lalu tidak lagi,” ujar Wormuth kepada Voetbal Tij. “Saya bekerja di tim, lalu menyampaikan hal-hal yang harus diperbaiki. Namun, mereka tak mendengarkannya.”
Kedua, untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik, Wormuth butuh dukungan nyata dari atas dan bawah. Dalam hal ini, bukan hanya back up dari para petinggi PSSI, melainkan juga penerimaan yang baik dari Bima Sakti dan staf kepelatihannya di tim U-17 Indonesia.
“Anda harus menemukan orang-orang yang dapat diajak bekerja sama, punya hierarki. Di Heracles, saya punya hierarki baik dengan (Janis) Blaswich dan (Davy) Propper. Dua atau tiga orang saja cukup, tapi tak ditemukan di Groningen.” kata pria berumur 62 tahun itu.
Di Groningen, selain tak punya kepanjangan tangan di tim, Wormuth juga tak punya back up dari manajemen. Dia malah berselisih dengan Direktur Teknik Mark-Jan Fledderus. Padahal, keduanya pernah serasi di Heracles.
Lagi-Lagi Proyek Instan
Terlepas dari hal itu, penunjukan konsultan khusus untuk tim U-17 Indonesia kian menguatkan orientasi jangka pendek PSSI. Lagi-lagi, proyek yang diserahkan kepada Frank Wormuth adalah proyek instan.
Sebelumnya, proyek instan PSSI yang paling masif adalah naturaliasi dan scouting pemain keturunan di luar negeri. Lalu, ada pula seleksi tim U-17 yang dilakukan di beberapa daerah.
Tidak ada yang salah dari proyek-proyek instan tersebut asalkan berada dalam bingkai proyek jangka panjang. Sah-sah saja bila semua proyek instan itu hanya dijadikan katalisator.
![[KOLOM] Frank Wormuth Bisa Apa dalam 4 Bulan? 4 PSSI Ngeri FIFA Murka kepada Indonesia](https://files.football5star.com/wp-content/uploads/2023/06/erick-thohir-pssi-web.png)
Masalahnya, Erick Thohir hingga saat ini belum pernah membeberkan proyek jangka panjangnya. Cetak biru sepak bola Indonesia tak jelas juntrungannya. Road map macam F-30 milik FAM dan The Israeli Way milik IFA pun tak pernah terdengar wacananya.
Paling mendasar, tidak pernah ada pembeberan rencana program pembinaan usia dini dan sepak bola akar rumput. Padahal, untuk menjamin prestasi yang berkelanjutan, itu jadi syarat utamanya.
Saat ini, ada kesan proyek-proyek instan itu dibuat hanya untuk kepentingan jangka pendek, kepentingan sesaat. Entah kepentingan siapa, tapi rasanya sih bukan kepentingan sepak bola nasional.