Football5star.com Indonesia – Gelandang Persija Jakarta, Hanno Behrens, mengaku senang dengan kehidupan barunya di Indonesia. Namun, dia mengungkapkan ada satu hal gila dan aneh yang baru dirasakan saat pertama kali tiba.
Keanehan yang dimaksud adalah soal kemacetan lalu-lintas di Jakarta. Behrens, yang menghabiskan 32 tahun usianya di Jerman, memang menemukan hal yang berbeda saat pertama kali memulai kehidupan di Jakarta. Bahkan, dia menganggapnya aneh dan gila.
“Lalu-lintas di Jakarta benar-benar gila. Apa yang terjadi di jalanan sangat mencolok dan tidak bisa dibandingkan dengan Jerman. Sulit dipercaya bagaimana mobil atau motor dikendarai di sini. Mereka datang dari segala arah. Itu sangat aneh,” bilang Behrens, seperti dikutip Football5star.com dari Sport1.
Terlepas dari hal aneh tersebut, Behrens mengaku nyaman dengan fasilitas yang didapatnya dari Persija Jakarta. Dia tinggal di sebuah apartemen bersama pemain asing lain serta pelatih baru Persija, Thoma Doll.
“Aku tinggal di sebuah apartemen, di lantai 35, dan memiliki pemandangan indah ke Jakarta. Thomas Doll juga tinggal di sini dan orang asing lainnya dari tim pelatih serta pemain. Ada segalanya. Rooftop gym di lantai 60. Luar biasa ketika aku pergi ke gym dan bisa melihat-lihat Jakarta,” urai dia.
“Ada beberapa pohon, lokasi privat untuk bersantai, lengkap dengan pusaran air. Ada juga dua kolam renang dan area spa di lantai bawah. Kami tidak kekurangan apa-apa. Kami juga memiliki lapangan basket di atap di menara sebelah,” sambungnya.
Hanno Behrens Sudah Mulai Terbiasa dengan Hidup di Indonesia
Di luar apartemen, tempat latihan, atau pertandingan Persija, Hanno Behrens mengaku sudah mulai terbiasa dengan kehidupan barunya. DIa bahkan tak segan memuji kenyamanan serta keramahan orang-orang di Indonesia.
“Sejauh ini sangat baik, aku sangat menyukai dan menikmatinya. Aku beradptasi dengan baik. Memang kehidupan di sini sangat berbeda (dengan Jerman), tapi sangat nyaman. Aku hanya perlu adaptasi dengan sejumlah hal saja. DI sini sangat menyenangkan,” ucapnya.
“Aku juga pernah ke Bali. Mentalitas orang-orangnya di sana sangat sederhana dan spesial,” bilang mantan pemain Hansa Rostock itu memungkasi.
