Football5star.com, Indonesia – Serie A selama ini dikenal sebagai kompetisi yang hadirkan pertandingan lambat dan dianggap membosankan bagi sebagian kalangan. Tim-tim Serie A memang cenderung memainkan skema sepak bola bertahan atau yang dikenal dengan sebutan catenaccio.
Akan tetapi catenaccio ialah sebuah seni sepak bola yang terbukti berhasil membawa klub dan timnas Italia berjaya di kompetisi internasional. Di era 60 hingga 70-an, sejumlah klub Serie A memang mengusung permainan catenaccio.

Meski catenaccio ialah seni namun pertandingan sepak bola ialah soal hasil. Di kompetisi Serie A 1979-80 sempat tercipta hasil pertandingan yang terbilang sangat membosankan. Di pekan pertama musim 1979-80 hanya tercipta satu kemenangan dari delapan laga yang dipertandingkan.
Tidak hanya minim kemenangan, di 8 laga tersebut juga hanya tercipta 6 gol saja yang ditorehkan oleh 5 tim saja. AC Milan yang menyandang status juara bertahan hanya mampu bermain imbang tanpa gol melawan AS Roma di Stadion Olimpico.
Skor tanpa gol juga menjadi hasil di 4 pertandingan lain, yakni Ascoli vs Napoli, Avellino vs Lazio, Cagliari vs Torino, serta Perugia melawan Catanzaro.
Satu-satunya tim yang meraih kemenangan pada pekan pertama 1979-80 hanyalah Inter Milan. Tim yang saat itu dilatih oleh Eugenio Bersellini berhasil meraih kemenangan 2-0 atas Pescara. Dua gol kemenangan Inter dicetak oleh Marco Domenichini dan Gabriele Oriali.

Dua laga lainnya yakni Fiorentina vs Udinese dan Juventus melawan Bologna berhasil dengan hasil imbang 1-1. Inter Milan sendiri di akhir musim berhasil meraih gelar scudetto untuk kali ke-12.
Serie A Bukan Kompetisi Satu-satunya Minim Gol
Menariknya, Serie A bukan satu-satunya kompetisi di periode tersebut yang sangat minim gol dan kemenangan. Pada 10 September 1966, Liga Inggris juga mencatatkan hasil serupa.
Dari 11 pertandingan Liga Inggris musim itu, tercipta 8 hasil imbang. Pada periode 90-an tepatnya di Liga Skotlandia juga terjadi hasil laga yang minim gol.
Pada 22 Januari 1994, dari 6 laga Liga Skotlandia, kesemuanya berakhir dengan hasil imbang. Dari 6 laga itu hanya tercipta 10 gol.

Lalu pada periode 2000-an tepatnya di Trofeo Clausura Argentina pada 8-10 Mei 2009 juga tercipta 8 hasil imbang dari 10 pertandingan yang dipentaskan.
Dikutip Football5star.com dari The Guardian, jika mengacu pada presentase, hasil imbang di Trofeo Clausura Argentina 2009 berada di angka 80 persen dari sisi arimatika sedangkan hasil imbang di Serie A 1979-80 masih yang teratas dengan angka 87,5 persen.
“Meski begitu, tujuh dari delapan pertandingan berakhir imbang (lima diantaranya 0-0) menghasilkan presentase 87,5 persen, angka yang mengesankan,” tulis media Inggris tersebut.