Football5star.com, Indonesia – Setelah 13 tahun Inter Milan akhirnya kembali ke final Liga Champions. Musim ini mereka bertemu Manchester City di partai puncak.
Tidak ada yang menyangka Inter bisa sejauh ini. Mereka bukan unggulan. Bahkan diprediksi akan tersingkir dari fase grup.
Bagaimana tidak, I Nerazzurri berada di grup neraka bersama Bayern Munich, Barcelona, dan Viktoria Plzen. Bayang-bayang kegagalan sudsh terlihat di laga pertama.

Anak asuh Simone Inzaghi kalah 0-2 dari Bayern Munich di Giuseppe Meazza. Tapi sejak itu laju mereka tak tertahankan. Barcelona dan Plzen berhasil dikalahkan.
Pada fase knockout Inter Milan bertemu lawan yang relatif lebih mudah. Dua raksasa Portugal, Porto dan Benfica sukses disingkirkan.
Baru di semifinal lawan berat didapat. Yakni saudaranya sendiri dari sisi selatan Giuseppe Meazza, AC Milan. Lagi-lagi dua kemenangan didapat di dua pertemuan.

“Ini merupakan perjalanan panjang yang melelahkan. Kami melaluinya dengan penuh kesulitan, tapi kami mencapa final yang layak kami dapatkan,” kata Simone Inzaghi kepada UEFA Magazine.
“Sukses ini membuat kami sangat bangga. Sudah sangat lama sejak tim Italia berada di final Liga Champions,” ia menambahkan.
Inter Milan Rasakan Semifinal yang Berbeda
Liga Champions musim inii kembali menyajikan Derby Della Madonnina. Hampir dua dekade silam Inter dan AC Milan juga bertemu di semifinal.
Kala itu AC Milan yang menang dan menembus final. Sedangkan musim ini dewi fortuna berpihak pada Inter Milan.

Semifinal melawan Milan cukup membekas dalam benak Simone Inzaghi. Sudah saling kenal satu sama lain, ia melihat pertandingan berlangsung dalam level berbeda.
“Kami melakukan swgalanya untuk mencapai final. Kami tahu semifinal melawan Milan akan berbeda dari biasanya,” Inzaghi menerangkan.
“Kami melakukan pendekatan yang luar biasa. Mencetak dua gol cepat di leg pertama dan menang lagi di leg kedua. Itu membuktikan kami layak ke final,” tutup sang nakhoda.