Football5Star.com, Indonesia – Tak ada Lewandowski, tak masalah. Begitulah Bayern Munich pada musim ini. Tengok saja, dalam 4 laga yang telah dilakoni di semua ajang, tim asuhan Julian Nagelsmann sudah mencetak 20 gol. Artinya, Die Roten rata-rata mencetak 5 gol dalam setiap laga.
Bayern seperti tak mau melepas kaki dari pedal gas meskipun para rival mulai kehilangan poin. Minggu (21/8/2022), mereka menggasak VfL Bochum 7-0 di kandang lawan. Sadio Mane mencetak brace, sementara Leroy Sane, Matthijs de Ligt, Kingley Coman, dan Serge Gnabry sama-sama membuat 1 gol. Adapun 1 gol lagi bunuh diri Cristian Gamboa.

Hasil itu tentu saja membuat Nagelsmann semringah. Pasalnya, dia melihat para pemain Die Roten jauh lebih padu. “Energi dan chemistry yang ada tidak selalu seperti ini pada musim lalu. Sungguh sangat menyenangkan,” urai dia kepada DAZN seperti dikutip Football5Star.com dari Sportbuzzer.
Di samping rasa senang, Julian Nagelsmann juga mulai waswas dan pusing, terutama dalam penyusunan sebelas pemain pertama tak akan lagi mudah. “Putusan soal siapa yang akan bermain pada akhir pekan depan tak akan mudah lagi sekarang,” ujar eks pelatih RB Leipzig itu.

Julian Nagelsmann Jaga Kekompakan
Menjaga harmoni dengan coba membuat semua pemain senang akan jadi tantangan terbesar yang dihadapi Julian Nagelsmann ke depannya. Performa apik dari semua pemain, terutama mereka yang berada di lini depan, bisa saja memunculkan gesekan dan persaingan tak sehat. Namun, dia coba tetap bersikap positif.
“Pada dasarnya, pelatih akan senang bila memiliki banyak pilihan. Namun, ini juga bisa jadi insentif bagi para pemain. Mereka tak bisa berleha-leha dalam latihan. Kami punya skuat yang kompetitif saat ini. Tampil bagus bukan berarti Anda pasti main pada pertandingan berikutnya. Mereka juga harus membuktikan diri pada latihan,” ucap Nagelsmann lagi.

Untuk itu, menurut Nagelsmann, komunikasi sangatlah penting. Saat ini, dia menekankan satu hal kepada Thomas Mueller dkk. Itu adalah soal arti penting pemain yang bangkit dari bangku cadangan. Dia mengingatkan, berada di bangku cadangan bukan berarti seorang pemain tak punya arti besar bagi tim.
“Akan selalu ada situasi ketika permainan tak berjalan optimal dan Anda membutuhkan penyegar dari bangku cadangan,” kata pelatih berumur 35 tahun itu. “Kesuksesan hanya bisa diraih dengan saling dukung antara mereka yang bermain dan yang berada di bangku cadangan.”