Football5star.com, Indonesia – Sebelum kehadiran Trent Alexander-Arnold di sisi kanan pertahanan, Liverpool juga pernah memiliki bek kanan cepat. Dia adalah Steve Finnan asal Republik Irlandia.
Tugas bek sayap memang tak semudah yang dibayangkan. Mereka harus memiliki kecepatan dan stamina yang kuat untuk mempertahankan area pertahanan dan juga diwajibkan untuk membantu serangan.
Tak pelak, banyak bek sayap yang dikenal karena kecepatan dan akurasi umpannya. Dan salah satunya adalah Steve Finnan. Namanya mulai dikenal saat membantu Fulham promosi ke Premier League 2001 silam.

Finnan terus berkembang bersama Fulham. Dan disaat bersamaan pelatih Liverpool saat itu, Gerard Houllier, menginginkan jasanya. Transfer kemudian tercipta pada 2003 dengan mahar 3,5 juta pounds.
Musim pertama dia harus berhadapan dengan cedera yang menghambat kariernya. Tapi pada musim kedua Steve Finnan menjelma jadi sosok tak tergantikan.
Di bawah kendali Rafael Benitez, ia diturunkan sebanyak 52 kali sepanjang musim 2004-2005. Pada musim itu pula dia berhasil mencetak gol, yang merupakan satu-satunya gol yang dibuat sepanjang kariernya di Premier League.
Pemain kelahiran Limerick juga diandalkan Rafael Benitez pada final Liga Champions di Istanbul. Sayang, ia hanya bermain dalam 45 menit babak pertama. Cedera lutut yang dia alami memaksa pelatih menariknya keluar pada awal babak kedua.

Sosok Steve Finnan memang tak bisa lepas dari Liverpool. Enam trofi yang dimiliki semua diraih saat berseragam The Reds. Menariknya, gelar pertama yang ia persembahkan adalah Liga Champions 2005.
Kokohnya Finnan di sisi kanan bahkan sampai membuat Alvaro Arbeloa, pemain yang baru digaet The Reds saat itu harus lebih bersabar di bangku cadangan. Tapi lambat laun posisi si pelari cepat Irlandia akhirnya tergeser juga saat memasuki musim 2007-2008.
Ultimatum yang diberikan Rafael Benitez akhirnya membuat Finnan memutuskan hengkang. Ia mencoba peruntungan ke Espanyol sebelum akhirnya pensiun bersama Portsmouth 2010 silam.
Tinggalkan Sepak Bola untuk Membantu Sesama
Usai pensiun sebagai pemain, Steve Finnan tak pernah kembali ke dunia sepak bola. Jangankan menjadi pelatih atau sebagai orang di belakang layar, menjadi pundit saja dia tidak mau.
Sejak 2011 lalu ia telah menjadi seorang filantropi. Untuk diketahui filantropi adalah tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia serta nilai-nilai kemanusiaan.
Seperti dikutip Football5star dari Wikipedia, Seorang filantropi tidak hanya menyumbangkan uang pribadinya saja. Tapi juga menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk menolong orang lain.

Aksi kemanusiaan pria 44 tahun diawali dengan membantu proyek irigasi di sebuah negara miskin Afrika, Gambia. Selama empat tahun Finnan berada di Gambia untuk membantu warga di sana.
Selain membangun proyek irigasi, ia juga terlibat dalam pembangunan jalan dan prasarana umum lainnya seperti pengadaan toilet umum dan layanan kesehatan masyarakat.
Setelah tugasnya di Gambia selesai, Steve Finnan kembali ke Inggris pada 2015. Hingga sekarang ia bekerja di sebuah perusahaan properti di London.
Sebagai pemain yang pernah mengangkat trofi Si Kuping Besar, Finnan sangatlah berbeda dari pemain lainnya. Ia cenderung tertutup, baik kepada media maupun rekan-rekannya.
Hampir tidak ada media yang bisa melacak keberadaannya, termasuk mantan klubnya, Liverpool. Terbukti, ketika tim melangsungkan reuni 10 tahun keberhasilan menjuarai Liga Champions 2015 lalu, ia jadi satu-satunya pemain yang absen.