Football5Star.com, Indonesia – Keputusan untuk menggelar KLB PSSI tak dimungkiri karena berada di bawah tekanan. Hal itu diakui sendiri oleh salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani yang menceritakan soal suasana rapat beberapa waktu lalu.
Belakangan memang, desakan menggelar KLB PSSI datang dari sejumlah pihak. Dimulai dari rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang meminta kepengurusan dirombak sebelum Liga 1 2022-23 dilajutkan. Lalu, muncul pula suara-suara lain.

Klub pun akhirnya ikutan ingin adanya KLB PSSI. Beberapa saat kemudian, Mochamad Iriawan akhirnya mengumumkan adanya percepatan KLB. KLB yang tadinya akan digelar akhir tahun depan, akan dimajukan menjadi Maret 2023.
Hasani pun tak memungkiri, keputusan memajukan KLB berada di bawah tekanan. Tekanan yang dimaksud ialah soal pascainsiden di Kanjuruhan, 1 Oktober lalu.

“Tekanan untuk gelar KLB PSSI itu imbas dari Kanjuruhan, PSSI kan dapat sorotan dari masyarakat, internal, pemilik klub,dari anggotalah ya, netizen. Tekanan seperti itu. Tapi tekanan yang istilahnya ditodong pistol enggak ada,” ungkap Hasani Abdulgani saat dihubungi Football5Star.com.
Semua Legawa Putuskan KLB PSSI
Hasani juga menjelaskan kalau keputusan memajukan KLB PSSI dibuat dengan secara legawa oleh anggota Exco. Masing-masing saat itu, kata dia, memutuskannya secara mudah.

“Kalau saya lihat masing-masing individu punya pengalaman, ada yang pemilik klub yang klubnya bertanya kapan main lagi. Kaya saya, keluarga bilang itu PSSI ini diserang terus, sudah mundur saja. Jadi ternyata tanpa diatur itu spontan, dengan versi masing-masing, ya sudah bikin KLB. Kalau kami mundur sekarang kan kosong, ga bagus juga kan,” tutup dia.