Football5star.com, Indonesia – Perpindahan pemain atau pelatih dari AC Milan ke Inter Milan, begitu juga sebaliknya, adalah hal lumrah. Leonardo Araujo pernah merasakannya.
Di lapangan AC Milan dan Inter Milan punya rivalitas begitu kental. Tiap musim mereka berlomba untuk jadi yang terbaik. Kedua belah fan juga acap larut dalam tensi tinggi pertandingan.
Di lapangan dua tim sekota memang tak pernah akur. Tapi di luar lapangan ceritanya sedikit berbeda. Termasuk dalam hal jual beli pemain.

Giuseppe Meazza, ikon kota yang kini diabadikan sebagai nama stadion pernah memperkuat Inter maupun Milan. Kebiasaan mereka membeli pemain dari rival sekota masih terus berlanjut sampai sekarang.
Setidaknya ada Hakan Calhanoglu yang sekarang bersinar di I Nerazzurri. Padahal ia selama tiga musim ia menjadi tulang punggung I Rossoneri.
Jauh sebelum itu, ada sosok terpandang di sisi I Rossoneri yang membelot ke kubu I Nerazzurri. Bedanya, ia tidak berperan sebagai pemain, melainkan pelatih.
Dia adalah Leonardo. Selama bermain di Italia, dia hanya mengabdi untuk AC Milan. Empat tahun di sana ia mempersembahkan satu scudetto dan Coppa Italia.
Sempat pulang ke Brasil, mantan gelandang itu kembali ke San Siro dan pensiun di sana pada 2003. Kendati tak bermain lagi, Leonardo diberi jabatan sebagai pemandu bakat dan direktur olahraga Milan.

Sampai pada akhirnya klub mengalami kesulitan dalam mencari pengganti Carlo Ancelotti. Ia kemudian dipercaya Silvio Berlusconi sebagai pelatih pada 2009 hingga 2010.
Kariernya sebagai pelatih Il Diavolo Rosso cukup baik. Klub stabil bersamanya di posisi ketiga. Manajemen sejatinya ingin memperpanjang kontraknya.
Akan tetapi, pria asal Brasil menolak. Sempat menganggur selama tujuh bulan, Leo akhirnya mendapat pekerjaan baru. Tempatnya pun masih di San Siro.
Leonardo Raih Gelar Pertamanya di Inter Milan
Bedanya, bukan warna merah-hitam lagi yang dibela. Pria 52 tahun ditunjuk sebagai pelatih baru Inter Milan tepat pada hari ini 11 tahun silam.
Leonardo ditunjuk sebagai pelatih Inter untuk menggantikan Rafael Benitez yang gagal mengangkat performa tim. Masuknya legenda Milan sempat memunculkan perdebatan.

Tidak sedikit Interisti yang meragukannya. Apalagi dia tidak punya pengalaman mentereng sebagai pelatih. Sedangkan bagi Milanisti, membelotnya sang legenda sebagai sinyal perang.
Apalagi kedatangan Leo berdampak positif untuk La Beneamata. Klub langsung menang di laga debut melawan Napoli dengan skor 3-1.
Pada akhir musim dia memang gagal membawa Inter Milan mempertahankan scudetto musim 2010-2011. Tapi pria Brasil menyelamatkan klub dengan merengkuh Coppa Italia.
Dan sampai saat ini, Coppa Italia jadi satu-satunya trofi yang dimenangkan Leonardo selama menjabat sebagai pelatih.