Football5Star.com, Indonesia – Ada kisah menarik saat timnas Prancis menang 3-2 atas Belgia pada semifinal UEFA Nations League. Saat Les Bleus mendapatkan penalti pada menit ke-69, Kylian Mbappe yang mengambilnya. Padahal Antoine Griezmann yang memperoleh penalti itu. Mengenai hal itu, Karim Benzema punya sebuah penjelasan.
Menurut Benzema, dirinyalah yang meminta Mbappe mengeksekusi penalti. “Soal penalti, kami semua adalah eksekutor, tapi aku ingin dia mencetak gol. Aku mengambil bola dan menyerahkannya kepada dia,” urai Karim Benzema seperti dikutip Football5Star.com dari L’Equipe.

Mengapa striker Real Madrid itu melakukan hal tersebut? Itu karena sesuai dengan misinya di timnas Prancis. Benzema mengungkapkan, fungsinya sekarang adalah sebagai katalisator. Dia tak ingin jadi pemain yang paling menonjol, tapi membantu para pemain lain tampil lebih baik.
“Di lapangan, aku coba membuat rekan-rekan setimku tampil lebih baik. Pada laga terakhir (melawan Finlandia), itu berjalan baik pada Griezmann,” ujar Benzema. “Dengan begitu, aku bisa berkolaborasi baik dengan Kylian juga dengan Antoine.”
Karim Benzema Ingin Bangkitkan Mbappe
Bagi Karim Benzema, penalti saat lawan Belgia sangat penting bagi Kylian Mbappe. Dia tahu persis tekanan batin yang dialami juniornya itu setelah performa buruk di Piala Eropa 2022. Meskipun membuat 2 assist, dia gagal mencetak gol dan jadi biang kegagalan Les Bleus pada adu penalti lawan Swiss pada babak 16 besar.
Benzema berharap, gol dari titik penalti saat lawan Belgia akan berdampak ganda. Selain membangkitkan Mbappe, gol itu juga diharapkan bisa meredakan kritik tajam para fan. Dia meminta semua orang tak lagi membahas soal kegagalan di Piala Eropa 2020 karena tak mungkin lagi diubah.

“Apa yang terjadi di EURO memang seperti itu. Itu sudah terjadi dan kita tak dapat mengubahnya lagi. Sekarang, dia mencetak gol yang menentukan,” ucap Benzema mengenai pengalaman pahit yang dialami Mbappe di Piala Eropa 2020.
Kedewasaan Karim Benzema itu sangat menakjubkan. Padahal, sempat lima tahun diabaikan pelatih Didier Deschamps, bisa saja dia fokus pada diri sendiri untuk membuktikan diri sebagai striker terbaik Prancis. Namun, dia justru memilih jalan lain. Dia lebih ingin menjadi katalisator bagi para pemain lain.