Football5Star.com, Indonesia – 21 Desember, 2011 silam FIFA pernah memberi ultimatum kepada PSSI untuk bisa kembali merangkul klub-klub ISL (Indonesia Super League). Mantan Sekjen FIFA, Jerome Valcke, bahkan sampai menyurati PSSI saat itu.
Seperti diketahui, rentang waktu 2011 hingga 2012 menjadi salah satu titik nadir sepak bola Indonesia. PSSI saat itu yang dipimpin Djohar Arifin memilih untuk menggulirkan Indonesia Premier League (IPL) yang membuat banyak klub-klub ISL kecewa berat.

Bahkan, puncaknya para klub-klub yang kecewa itu memilih untuk berkompetisi sendiri, meski tak diakui oleh asosiasi. PSSI lantas meminta pandangan FIFA dalam pertemuan di Tokyo, 15 Desember 2011.
Hingga pada 21 Desember 2011, Sekjen FIFA, Jerome Valcke, memberikan responsnya. Mereka menyebut kalau klub-klub harus tetap berkompetisi di bawah naungan PSSI. Selain itu, dianggap ilegal dan mengancam kapabilitas PSSI.
Mereka pun melarang semua perangkat wasit untuk bisa memimpin pertandingan-pertandingan tak resmi tersebut. Bahkan, bila PSSI membandel atau tak bisa merangkul klub-klub tersebut, Jerome Valcke mengancam akan melaporkan masalah itu ke Komite Eksekutif FIFA. Hal itu bisa membuat Indonesia disanksi FIFA.
Berikut Surat FIFA Terkait Klub ISL:

Pertama, Statuta FIFA Pasal 18 butir satu menulis bahwa “Liga atau grup sepak bola lainnya yang berafilisasi sebagai anggota FIFA harus tunduk dan diakui sebagai anggota”. Pasal ini juga dicerminkan dalam Pasal 16 butir 1 Statuta AFC yang menyatakan bahwa “Klub, liga, asosiasi regional, atau grup-grup lainnya dari stakeholder yang berafilasi ke anggota asosiasi harus tunduk kepada dan diakui sebagai anggota PSSI.
Kedua, ISL bukanlah anggota PSSI dan juga tidak dikenal oleh PSSI. Klub-klub yang bermain di sana oleh karena tindakannya akan mengancam kapisitas PSSI untuk melaksanakan Statuta FIFA. Dengan demikian, ini merupakan sesuatu yang esensial bahwa PSSI akan mengambil suatu tindakan yang layak agar klub-klub ISL kembali di bawah kontrol PSSI. Apabila klub-klub tersebut tidak patuh akan segera dikenai sanksi.

Ketiga, permintaan tegas dari FIFA dan AFC bahwa tidak diperkenankan perangkat pertandingan PSSI, terutama wasit, untuk ikut serta dalam kegiatan ISL. Bagi mereka yang melanggar akan diberikan sanksi.
Keempat, pemain yang bermain di ISL tidak bisa ditransfer untuk bermain keluar negeri. TMS (transfer matching system) mereka akan dicabut. PSSI diminta menyampaikan kepada FIFA dan AFC daftar nama klub-klub yang ikut ISL.
Kelima, pemain-pemain ISL juga tidak diperkenankan bermain di timnas.
Keenam, apabila sampai 20 Maret situasi kekisruhan ini tidak juga berakhir, maka persoalan PSSI akan dilaporkan kepada Komite Asosiasi FIFA dan sanksi akan dikenakan kepada Indonesia.