Football5Star.com, Indonesia – Polresta Malang meminta maaf atas Tragedi Kanjuruhan yang pecah dan menyebabkan banyak korban kehilangan nyawanya. Mereka pun memohon permintaan ampun kepada Yang Maha Kuasa pascainsiden memilukan tersebut.
Sabtu, 1 Oktober 2022, kericuhan pecah di dalam Stadion Kanjuruhan. Oknum suporter awalnya merangsek masuk ke dalam lapangan dan bikin kepolisian menembakkan gas air mata ke arah tribune. Kabarnya, tembakan gas air mata ke tribune itulah yang jadi penyebab banyaknya korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan.

Mereka yang meninggal rata-rata karena kekurangan oksigen. Tak kurang dari 131 nyawa melayang dalam peristiwa tersebut. Lebih sepekan pascakejadian tersebut, Polresta Malang akhirnya meminta maaf.
“Mohon ampun kami kepada-Mu ya Rabb atas peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober silam.🥀,” tulis akun Twitter resmi Polresta Malang.

“Tak lupa permohonan maaf juga kami haturkan kepada korban dan keluarganya beserta Aremania Aremanita. Kabulkan doa kami, ya Rabb.🙏🏼 #PresisiMengabdiMelayani,” sambung mereka.
Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Jadi Penyebab?
Gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan belakangan menjadi pertanyaan. Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, menyatakan kalau kali ini kualitas tembakan gas air mata dirasa cukup mematikan.
“Yang saya rasakan gas air mata kali ini tidak sama rasanya dengan yang tahun 2018. Waktu itu banyak Aremania bergeletakan, tapi masih banyak yang bisa diselamatkan,” papar Ketua Panpel Arema, Achmad Haris dikutip Wearemania.

Haris juga meminta jasad korban Tragedi Kanjuruhan dilakukan otopsi untuk diketahui penyebabmya. Sebab, dia merasa kalau gas air mata yang ditembakkan pihak keamanan sangat berbeda.
“Saya minta (jasad korban) diotopsi, ini meninggal karena apa? Berhimpitan atau karena gas air mata? Tolong ini diusut tuntas. Saya minta, saya mohon. Kalau mau menghalau Aremania yang mau masuk ke lapangan, masak harus ditembakkan ke pintu evakuasi 12-13, dan pintu 13? Di sana itu banyak keluarga,” tutup dia.