PSG Butuh Hal Ini Untuk Bangkit dari Kekalahan

BACA JUGA

Football5star.com, Indonesia – PSG diluar dugaan mengalami kekalahan pertama di Ligue 1 musim ini pada pekan ke-9. Melawan Rennes di Stade de la Route de Lorient, PSG menyerah dengan dua gol tanpa balas. Dua gol Rennes dicetak oleh Gaetan Laborde dan Flavien Tait.

Kekalahan ini memang belum menggoyahkan posisi PSG di puncak klasemen Ligue 1 2021-22. Namun menurut mantan pemain PSG, Juan Pablo Sorin, anak asuh Mauricio Pochetiino harus lebih memahami arti keberasaan sebagai tim untuk bisa bangkit dari kekalahan.

- Advertisement -
Edouard Cisse Sebut Neymar sebagai Anak Manja

“Saya percaya pada Mauricio, dia memiliki tim yang hebat. Sekarang dia memiliki kewajiban untuk membuat timnya bermain seperti yang dia inginkan,” ucap Sorin seperti dikutip Football5star.com dari RMC Sport, Senin (4/10/201).

“Dia menginginkan PSG yang menyerang, tim yang bersatu dan selalu fokus untuk mengincar kemenangan di tiap pertandingan,” tegas Juan Pablo Sorin.

- Advertisement -

Sorin pun mengaku bahwa dirinya saat ini memposisikan dirinya sebagai pendukun PSG. Sorin mengatakan bahwa sebagai seorang mantan pemain, dirinya juga ialah pendukung tim berjuluk Les Parisiens tersebut.

Ini Penyebab PSG Dapatkan Kekalahan Perdana Menurut Pochettino (@IntChampionsCup)
@IntChampionsCup

PSG dan Permasalahan Pemain Manja

Sementara itu, mantan pemain Les Parisiens lainnya, Edouard Cisse menyoroti soal kinerja Neymar di laga melawan Rennes. Menurut Cisse, pemain Brasil itu sebagai sosok manja.

- Advertisement -

“Dalam satu saat, dia tersesat. Dia adalah pemain hebat, tidak ada yang bisa membantahnya,” ucap Edouard Cisse.

“Tetapi dia telah menjadi anak nakal yang manja dan dia mengatur semua oranng di sekitarnya,” tambah Cisse.

Edouard Cisse Sebut Neymar sebagai Anak Manja

“Di Barcelona ada sebuah sistem yang mereka miliki. Neymar memiliki gaya permainan yang lebih bersih, meskipun dia lebih banyak menggiring bola,” ucap Cisse.

“Tugasnya adalah mendobrak pertahanan lawan, membuat perbedaan dan mengoper bola ke Lionel Messi,” tambah Edouard Cisse.

“Dia melakukannya dengan bagus sehingga dia menjadi ‘alter ego’nya. Namun ada beberapa saat kemudian ia mulai tersesat,”

- Advertisement -

More From Author

- Advertisement -

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img