Football5Star.com, Indonesia – Optimisme tinggi diusung Sarach Yooyen jelang final Piala AFF 2020. Gelandang andalan timnas Thailand itu yakin tim asuhan Alexandre Polking akan mampu menaklukkan timnas Indonesia dan meraih kembali gelar juara yang lepas pada 2018.
Sarach mengakui Indonesia adalah tim tangguh di perhelatan Piala AFF kali ini. Namun, dia tak merasa gentar. Changsuek diyakininya akan mampu mengatasi perlawanan tim asuhan Shin tae-yong pada dua laga final yang berlangsung di Stadion Nasional Singapura nanti.
“Timnas Thailand punya cara main yang jelas dan kami juga sudah punya rencana untuk digunakan pada pertandingan nanti. Kami harus melakukan sedikit kesalahan dan lebih baik lagi dalam menunjukkan potensi yang dimiliki,” urai Sarach Yooyen seperti dikutip Football5Star.com dari Siam Sport.
Lebih lanjut, Sarach mengungkapkan, “Kami tak mewaspadai pemain tertentu. Kami punya gaya main yang menonjolkan kekuatan kami sebagai tim untuk meraih kemenangan. Kami akan bermain dengan cara tersendiri, melakukan tekanan, menyerang, dan coba meraih gelar untuk timnas Thailand.”
Sarach Yooyen Tetap Waspada
Meskipun demikian, Sarach Yooyen tak lantas memandang sebelah mata timnas Indonesia. Gelandang berumur 29 tahun itu tak menutup mata terhadap sepak terjang Tim Garuda dari fase grup hingga semifinal. Dia pun sadar betul dua laga final nanti tak akan mudah bagi Changsuek.
“Timnas Thailand memang lebih berpengalaman dari Indonesia. Namun, pertandingan besok akan benar-benar sulit. Pada turnamen ini, timnas Indonesia telah tampil baik sejak pertandingan pertama,” kata pemain BG Pathum United tersebut.
Di Piala AFF 2020, Sarach adalah gelandang yang sangat diandalkan pelatih Alexandre Poling. Kecuali pada laga lawan Singapura yang tak lagi menentukan, dia selalu dimainkan sebagai starter. Perannya sangat vital dalam menggalang lini tengah bersama Phitiwat Sukjitthammakul.
Bagi Sarach Yooyen, laga lawan Indonesia nanti adalah final ketiganya di Piala AFF. Sebelumnya, dia jadi bagian timnas Thailand yang sukses menjuarai ajang ini pada 2014 dan 2016 di bawah asuhan Kiatisuk Senamuang. Adapun pada 2018, dia tak dipanggil oleh pelatih Milovan Rajevac.
