Football5Star.com, Indonesia – Newcastle United baru saja berganti pemilik. Sebuah konsorsium dari Arab Saudi sudah resmi mengambil alih klub asuhan Steve Bruce itu dari Mike Ashley.
Pergantian pemilik itu disambut gembira oleh para fan Newcastle yang selama dikuasai Ashley seperti tanpa masa depan. Mereka berharap The Magpies bisa seperti Paris Saint-Germain atau Manchester City.
Di tengah euforia para fan, sejumput kecemasan menyergap Bruce. Dia terang-terangan mengaku takut kehilangan jabatannya sebagai manajer Newcastle menyusul pergantian pemilik tersebut.

“Saya ingin terus lanjut menangani klub ini. Saya senang dengan peluang menunjukkan kemampuan di depan para pemilik baru. Namun, saya juga harus realistis,” urai Steve Bruce seperti dikutip Football5Star.com dari Daily Telegraph.
Lebih lanjut, Bruce mengatakan, “Mereka sangat mungkin mengiinginkan manajer baru untuk memulai hal baru bagi mereka. Para pemilik baru biasanya ingin manajer baru. Saya sudah paham soal itu.”
Steve Bruce Masih Dapat Dukungan
Pengalaman melihat pergantian pemilik di berbagai klub rupanya membuat Bruce lebih yakin masa kerjanya di Newcastle tinggal menghitung hari. Padahal, dia sudah mendapat dukungan dari pemilik baru.
“Kqmi sangat suportif terhadap Steve. Kami sudah berbicara dengan dia. Saat ini, kami tak akan bicara soal manajer atau pembelian mahal yang akan dilakukan,” ujar Amanda Staveley, direktur baru Newcastle.

Dia lebih lanjut mengatakan, para pemilik baru akan sabar menanti hasil karena memandang pembelian The Magpies sebagai investasi jangka panjang. Baginya, hal terpenting saat ini adalah membenahi sektor-sektor bisnis Newcastle.
Steve Bruce didapuk sebagai manajer Newcastle United pada medio Juli 2019. Dia telah menjalani 96 laga dengan hanya meraih 1,17 poin per laga. Menilik hal itu, wajar bila dia ketakutan saat The Magpies berganti pemilik. Apalagi, kontraknya berakhir pada Juni 2022.