Football5Star.com, Indonesia – Bagi orang kebanyakan, sepak bola Jepang baik-baik saja dan terlihat kian menanjak. Deretan pemain yang berkiprah di kompetisi-kompetisi elite Eropa jadi buktinya. Namun, bagi Takefusa Kubo, realitas yang ada sangatlah berbeda.
Kubo justru merasa cemas dengan masa depan sepak bola Jepang. Dia menilai popularitas olahraga ini kian menyusut. Pemain Real Sociedad itu merasa prihatin karena kal ini bisa jadi kendala besar untuk bisa berbicara lebih banyak di kancah internasional, termasuk Piala Dunia.

“Aku tak tahu apa yang harus disampaikan, tapi popularitas sepak bola mulai tergerus. Secara fundamental, dibandingkan negara-negara lain, Jepang tak punya gairah untuk sepak bola. Ada banyak hal yang membuatku berpikir begitu,” kata Takefusa Kubo seperti dikutip Football5Star.com dari Gekisaka.
Pemain berumur 21 tahun itu menambahkan, “Satu sisi positif, Jepang itu kaya. Namun, itu membuat sepak bola bukanlah satu-satunya cara untuk jadi sejahtera. Lagi pula, sepak bola bukanlah olahraga utama. Kupikir tak banyak lagi anak-anak yang punya gairah sepak bola.”

Misi Takefusa Kubo
Berdasar pada pandangannya soal sepak bola Jepang itu, Takefusa Kubo merasa punya tanggung jawab lebih besar. Dia harus bisa membuat sepak bola kembali naik pamor di Jepang dan mampu menarik minat lebih banyak anak-anak lagi. Salah satu caranya dengan bisa berprestasi di Piala Dunia 2022.
“Hal yang bisa dilakukan adalah menunjukkan bahwa Jepang itu kuat. Caranya dengan meraih hasil lebih baik pada turnamen kali ini. Itulah jalan paling pintas,” ujar Kubo lagi. “Brasil, Spanyol, dan Jerman juga sama, tapi kupikir jumlah anak-anak di sana yang ingin melakukan sesuatu di luar sepak bola sangatlah kecil.”

Lebih lanjut, pemain yang pernah dipinjamkan ke Getafe dan Real Mallorca tersebut mengatakan, “Kukira akan sulit untuk mengembalikan popularitas sepak bola di negara dengan begitu banyak opsi, kecuali Jepang menjadi negaya yang dikatakan punya kekuatan besar.”
Secara tersirat, Takefusa Kubo ingin Jepang menembus setidaknya perempat final di Piala Dunia 2022. Pasalnya, sejak kali pertama menembus putaran final pada 1998, Samurai Biru selalu tersisih pada fase grup atau babak 16 besar. Misi masuk 8 besar tak akan mudah karena di fase grup saja Jepang harus berjibaku dengan Spanyol dan Jerman.