Football5star.com, Indonesia – William Ribeiro, pemain dari klub Brasil, Sao Paulo de Rio Grande harus berurusan dengan pihak kepolisian setelah menendang wasit Rodrigo Crivellaro saat sang wasit tengah terbaring di tanah. Akibat tendangan itu, Rodrigo sempat dirawat ke rumah sakit.
Dikutip Football5star.com dari eurosport, Rabu (6/10/2021), William Ribeiro menendang kepala Rodrigo sampai pingsan saat pertandingan di divisi dua Liga Brasil. Tidak hanya sekali William Ribeiro melakukan tendangan, namun sampai dua kali.

Pada tendangan pertama, wasit Rodrigo tidak mengalami cedera. Namun di tendangan kedua, membuat sang wasit langsung tergeletak tak sadarkan diri. Insiden itu sendiri terjadi pada pertandingan antara Sao Paulo de Rio Grande melawan Guarani de Venancio Aires.
Insiden tendangan itu sendiri terjadi karena pelaku merasa tak puas karena wasit tak memberikan hadiah tendangan bebas karena pelanggaran pemain Guarani de Venancio Aires yang bertindak sebagai tuan rumah.

Akibat insiden tersebut, pertandingan langsung dihentikan. Ribeiro sendiri kemudian ditangkap pihak kepolisian saat masih berada di dalam stadion.
William Ribeiro Dikenai Pasal Percobaan Pembunuhan
Pihak kepolisian sendiri menangkap pelaku dan dikenai pasal percobaan pembunuhan. Namun untuk saat ini, pelaku sudah dibebaskan oleh pihak polisi karena membayar uang jaminan.
Meski si pelaku untuk sementara tak mendekam di bui, ia harus mendapat sanksi berat dari klubnya. Pihak Sao Paulo de Rio Grande memutuskan untuk memutus kontrak Ribeiro.

“Insiden ini sangat disesalkan dan semua itu membuat kita semua sangat jijik dan marah,” kata presiden klub, Delvid Goulart.
“Pada hari di mana klub ini berulang tahun ke-113, kami menghadapi salah satu episode paling menyedihkan dalam sejarahnya. Sebuah adegan yang mengejutkan smeua orang,”
“Kami mengirimkan permintaan maaf kepada korps wasit yang cedera dan keluarga wasit atas insiden ini. Kontrak pemain yang melakukan kesalahan itu telah dihentikan,”
“Selanjutnya semua tindakan hukum yang mungkin terkait dengan insiden tersebut dan tetap diterukan,” tutup Goulart.